Sabtu, 12 Februari 2011

Perkembangan Kognitif Menurut Piaget dan Vygotsky

Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan. Ini berarti pengajaran untuk anak-anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit (sesuai dengan kemampuan si anak) dan tidak terlalu menegangkan atau terlalu mudah bagi anak tsb sehingga belajar tidak menjadi hal yang menjemukan bagi si anak.

Ada 2 tokoh terkenal yang membahas tentang teori perkembangan kognitif utama, yaitu Jean Piaget (1896-1980) dan Lev Vygotsky (1896-1934). Bagaimanakah pembahasan dari kedua tokoh ini? Let's cekidoot..

Teori Piaget


Melalui observasinya, Piaget membagi perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan, yaitu:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Pada tahap ini bayi membangun pemahaman dunia dg mengoordinasikan pengalaman indrawi dan tindakan fisik. Bayi melangkah maju dari tindakan instingtual dan refleksif saat baru saja lahir ke pemikiran simbolis menjelang akhir tahap ini.

2. Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
Anak mulai merepresentasikan dunia dg kata dan gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak kini bisa bernalar secara logis tentang kejadian-kejadian konkret dan mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda-beda.
4. Tahap Operasional Formal (11 tahun sampai dewasa)
Remaja berpikir secara lebih abstrak, idealistis, dan logis.

Teori Vygotsky
 
Asumsi Vygotsky:
1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental.
2. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
3. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.

Ada satu ide unik dari Vygotsky mengenai zone of proximal development, adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tapi dapat dipelajari dg bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Jadi, batas bawah dari ZPD ialah tingkat masalah yang dapat sipecahkan oleh anak seorang diri. Dan batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima anak dg bantuan dari infrastruktur yang mampu.
Adapun juga istilah scaffolding yang erat kaitannya dg ZPD, scaffolding ialah teknik untuk mengubah level dukungan. Ketika tugas yang akan dipelajari si murid adalah tugas yang baru, maka orang yang lebih ahli dapat menggunakan teknik instruksi langsung. Saat kemampuan murid meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan.





Sumber Resensi :
Santrock.,J.W (2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua).Jakarta:Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar